RESUME KEDUA
Rabu, 3 Juni 2020 merupakan perkuliahan online pertemuan ke-2 di kelas Belajar Menulis gelombang ke-12. Materi malam ini adalah tentang bagaimana cara mengubah PTK/ Best Practice menjadi sebuah buku dan layak terbit.
Pemateri dari tema tersebut adalah Ibu Hati Nurrahayu, S. Pd. Beliau adalah seorang guru di SMP-SMA Karakter Utsman Bin Affan Boarding School di Bandung. Banyak sekali penghargaan yang beliau raih, antara lain: Anugrah Winaya Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung sebagai Guru Penggerak Indonesia Maju 2019, sebagai Guru Berprestasi 2017 dan Karya Terbaik 1 Diseminasi Literasi Nasional Kemdikbud 2017. Berbagai buku penelitian tindakan kelas telah dipublikasikan, sehingga kapasitas beliau sebagai seorang literat tidak diragukan lagi.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut saya pribadi bukan hanya sekedar untuk kenaikan pangkat khususnya bagi seorang PNS. Namun, sudah menjadi suatu hal yang sangat penting bagi seorang guru untuk memperbaiki Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Jika kita sudah terbiasa melakukan sebuah refleksi setiap akhir kegiatan belajar, maka kita tidak akan kesulitan dalam membuat PTK. Tetapi kita sebagai seorang pemula dalam hal literasi khususnya saya pribadi, merasa sangat kesusahan dalam membuat PTK. Pernah sih dulu aktu masih kuliah ada tugas membuat PTK, namun ya gitu dech ... sekarang lupa lagi.
Saya pribadi merasa bersyukur bisa ikut gabung di kelas menulis ini. Banyak sekali manfaat dan motivasi dari teman-teman semua, walaupun saya pribadi masih teseok-seok dalam menyimak dan mengikuti perkuliahan online ini. Beginilah kisah seorang pemula yang mulai berkecimpung di dunia literasi. Baru dua kali pertemuan, namun saya mengucapkan banyak terimakasih Om Jay, terimakasih Bu Hati, terimakasih kawan-kawan semua atas ilmu dan pengalamannya. karena saya belajar dari bapak ibu semua.
Adapun kesimpulan yang dapat saya tangkap dari materi pertemuan ke-2 tadi malam, antara lain:
1. PTK yang dijadikan sebuah buku tidak ada harus ditulis oleh seorang saja, dibolehkan gabungan PTK dari dua orang penulis. Sebab dalam penulisan buku berbeda dengan penulisan PTK. Namun, jika buku itu ditulis oleh dua orang, maka penilaian angka kreditnya akan dibagi dua juga.
2. Jumlah minimal halaman PTK dalam buku yaitu 70 halaman dengan kertas A5 dan isi materi pembahasan lebih rinci dari pada PTK.Oleh karena itu, data grafik boleh dimasukkan sebagai bukti telah dilaksanakan di kelas.
3. PTK yang dijadikan buku dan ber-ISBN akan memiliki manfaat ganda, yaitu untuk perbaikan KBM di kelas, kenaikan pangkat serta bisa dibaca oleh pendidik lainnya untuk dijadikan rujukan pada daftar pustaka, daripada hanya sekedar file PTK.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar